by

Kepindahan Cristiano Ronaldo ke Arab Saudi Jadi Sorotan Amnesty International

Bolazola – Amnesty International mengatakan bahwa Cristiano Ronaldo harus menggunakan platformnya untuk berbicara tentang masalah hak asasi manusia di Arab Saudi.

Cristiano Ronaldo, 37, telah menandatangani kesepakatan besar yang dilaporkan bernilai lebih dari 177 juta poundsterling per tahun dengan Al-Nassr hingga 2025.

Amnesty International mengatakan penandatanganan Cristiano Ronaldo adalah bagian dari “pola pencucian olahraga yang lebih luas”.

Striker Portugal itu menyebut Arab Saudi sebagai “negara yang luar biasa” seperti yang diungkapkan oleh Al-Nassr pada hari Selasa (3/1/2023).

Arab Saudi telah banyak berinvestasi dalam acara olahraga, mendukung seri LIV Golf yang memisahkan diri, menjadi tuan rumah pertarungan tinju dunia dan grand prix Formula 1, sementara Dana Investasi Publik negara itu mendukung pengambilalihan klub Premier League Newcastle United pada 2021 lalu.

Namun, Arab Saudi juga telah dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan para aktivis hak-hak perempuan telah dipenjara, meskipun ada beberapa reformasi di bawah putra mahkota Mohammed bin Salman, seperti diakhirinya larangan mengemudi bagi perempuan.

Badan intelijen Barat yakin putra mahkota memerintahkan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018, meskipun sudah ada bantahan.

“Alih-alih menawarkan pujian yang tidak kritis terhadap Arab Saudi, Ronaldo harus menggunakan platform publiknya yang cukup besar untuk menarik perhatian pada masalah hak asasi manusia di negara itu,” kata Dana Ahmed selaku peneliti Amnesti Timur Tengah.

“Arab Saudi secara teratur mengeksekusi orang yang melakukan kejahatan termasuk pembunuhan, pemerkosaan, dan penyelundupan narkoba. Dalam suatu hari tahun lalu, 81 orang dihukum mati, banyak di antaranya diadili dalam persidangan yang sangat tidak adil.

Pihak berwenang juga melanjutkan tindakan keras mereka terhadap kebebasan berekspresi dan berserikat, dengan hukuman penjara yang berat dijatuhkan kepada pembela hak asasi manusia, aktivis hak-hak perempuan dan aktivis politik lainnya.

“Cristiano Ronaldo seharusnya tidak membiarkan ketenaran dan status selebritasnya menjadi alat pencucian olahraga (Arab) Saudi. Dia harus menggunakan waktunya di Al-Nassr untuk berbicara tentang segudang masalah hak asasi manusia di negara ini,” pungkas pihak Amnesty International.