Bolazola – Kepala pelatih Doc Rivers “dirujak” warganet, khususnya penggemar Milwaukee Bucks, saat tim kesayangannya menelan empat kekalahan beruntun (1-4), setelah dihancurkan Memphis Grizzlies, 122-99. Namun ada yang lebih buruk dari itu. Jika kepala pelatih Doc Rivers tidak segera membenahi timnya, maka Bucks bisa kehilangan Giannis Antetokounmpo.
Grizzlies meledakkan Bucks lewat performa gemilang Ja Morant yang membukukan 26 poin, 14 asis, dan 10 rebound. Sebaliknya, superstar Bucks Giannis Antetokounmpo melakukan semua yang dia bisa, mencetak 37 poin melalui 17 dari 22 tembakan, dan 11 rebound. Anggota tim Bucks lainnya kesulitan, terutama Damian Lillard, yang mencetak 4 poin melalui 1 dari 12 percobaan tembakannya. Lillard dan sesama starter Gary Trent Jr. dan Taurean Prince hanya membuat 1 dari 19 percobaan tembakan tiga angka.
Musim 2024-2025 telah menjadi awal yang buruk bagi Bucks, yang kemenangan Final NBA tiga musim lalu tampaknya tinggal kenangan. Bucks membuka tahun ini dengan kemenangan 124-109 atas tim Philadelphia 76ers yang kekurangan kekuatan, karena Joel Embiid dan Paul George absen. Namun Bucks telah kalah empat kali berturut-turut dengan rata-rata 14,5 poin sejak saat itu. Setiap pertandingan mengalami kekalahan dua digit, dan Bucks kemasukan rata-rata 122,25 poin selama rentang tersebut.
Penggemar sangat kecewa dengan kepala pelatih Doc Rivers, yang tidak bernasib baik sejak mengambil alih tim pada pertengahan musim tahun lalu. Bucks memecat kepala pelatih tahun pertama Adrian Griffin meskipun punya rekor 30-13. Sementara Rivers memiliki rekor 20-27 sebagai pengganti Griffin, termasuk di babak playoff. Rekor ini sulit untuk diterima penggemar, mengingat tim tersebut memiliki salah satu talenta elit NBA, yaitu Giannis Antetokounmpo, yang sudah dua kali menjadi MVP.
Meski punya Giannis Antetokounmpo, pertahanan masih kurang
Faktor lainnya menurut Omaslot, Khris Middleton masih absen karena cedera. Hal ini membuat pertahanan tim yang sudah buruk sejak musim lalu, kini justru lebih buruk lagi. Bucks bahkan sudah kalah musim ini dari Chicago Bulls dan Brooklyn Nets, yang bukan tim besar di Wilayah Timur. Semua ini dapat mengarah ke hal yang paling ditakuti oleh organisasi Bucks, yaitu Giannis Antetokounmpo mengenakan seragam tim lain di pertengahan musim ini.
“Tim-tim sedang berputar-putar (di sekitar Bucks), dan penuh harapan,” kata seorang eksekutif tim Wilayah Barat. “Saya tidak akan terkejut jika hal itu (Giannis Antetokounmpo pindah) terjadi menjelang ‘trade deadline’,” imbuhnya.
Menurut informasi yang dihimpun oleh CBS Sports, seorang eksekutif NBA Wilayah Timur telah mendengar tim-tim yang diyakini sebagai tujuan pilihan Giannis, “Tim yang saya dengar adalah Miami, dan New York, Nets, bukan Knicks.”
Ada juga tim lain yang secara teori mampu mengejar pemain sekelas Giannis, yaitu Oklahoma City Thunder. Selain itu, muncul isu lain yang sedang berkembang di Milwaukee, yang dapat mendorong Giannis untuk hengkang. Banyak eksekutif di NBA telah mendengar bahwa pelatih Doc Rivers, yang dikenal karena manuver politik internalnya, telah berhasil memikat hati pemilik Milwaukee Bucks. Sehingga ia sekarang menjadi pengambil keputusan utama dalam tim tersebut.
BACA JUGA : Celtics Berhasil Gulingkan Sixers yang Tampil Tanpa Bintang Mereka
Terkait perdagangan, Giannis sendiri yang menambah panasnya suasana beberapa minggu lalu. Saat berbicara kepada Sam Amick dari The Athletic, ia menyinggung gagasan untuk diperdagangkan jika keadaan berjalan buruk di musim ini.
“Jika kami tidak juara tahun ini, apakah Anda akan dipecat?,” bintang Bucks itu bertanya kepada seorang staf, menurut laporan Amick. “Apakah Anda pernah berpikir, seperti, ‘(Bagaimana) jika tahun ini tidak berjalan dengan baik?’ Ya, jika kami tidak memenangkan kejuaraan, saya mungkin akan ditukar. Ya, ini adalah pekerjaan yang kami jalani.”
Semua drama ini, di dalam dan luar lapangan, dapat menguntungkan tim yang telah menunggu untuk merekrut Giannis selama bertahun-tahun. Ia adalah mantan MVP dan masih menjadi salah satu dari tiga pemain NBA teratas. Jika suatu saat dia tidak puas dengan performa timnya, maka segalanya dapat berjalan cepat.