Karma PSSI Pecat STY Belum Usai, Kini Timnas Indonesia U-23 Gagal ke Semifinal SEA Games 2025
BOLAZOLA – Keputusan PSSI memecat Shin Tae-yong awal 2025 lalu kini tampak membawa konsekuensi panjang atau mungkin bisa disebut karma bagi Timnas Indonesia. Delapan bulan setelah sang pelatih dilepas, kegagalan demi kegagalan terus dirasakan di semua kategori umur.
Indonesia sempat memiliki momentum positif di kualifikasi Piala Dunia 2026 ketika berhasil menorehkan kemenangan bersejarah atas Arab Saudi. Namun di babak ketiga kualifikasi, performa tim senior menurun dan akhirnya Indonesia gagal mencapai posisi yang dibutuhkan untuk lolos.
Situasi itu kini diperburuk dengan kegagalan level U-23 di ajang SEA Games 2025. Meski berhasil mengalahkan Myanmar di laga penutup Grup C, Garuda Muda tetap gagal lolos ke semifinal SEA Games 2025.
Kegagalan Timnas Indonesia U-23 di SEA Games Jadi Puncak Kekecewaan
Timnas Indonesia U-23 telah melakoni pertandingan hidup-mati melawan Myanmar pada Jumat (12/12) di Stadion 700th Anniversary di Chiang Mai, Thailand. Indonesia berhasil menang 3-1 atas Myanmar, tetapi itu saja tidak cukup untuk mengubah nasib mereka di klasemen Grup C.
Hasil ini membuat Indonesia tetap berada di peringkat kedua grup runner-up terbaik dengan tiga poin dan selisih gol yang sama dengan Malaysia. Negara tetangga berada di puncak klasemen grup runner-up terbaik karena unggul jumlah gol yang dicetak.
Pada fase grup, Filipina sendiri sudah memastikan diri sebagai juara dengan enam poin dari dua kemenangan. Sedangkan Indonesia dan Myanmar sama-sama berada di posisi kedua dan ketiga tanpa poin sebelum laga penutup.
Kemenangan atas Myanmar memang memberi tiga poin, tetapi selisih gol Indonesia belum mampu mengatasi pesaing lainnya di klasemen runner-up terbaik.
Kondisi ini berarti Indonesia akan menutup SEA Games 2025 tanpa tiket semifinal, sebuah realitas yang kontras dengan gelar juara SEA Games 2023 lalu. Prestasi itu kini berubah menjadi momen evaluasi besar buat sepak bola muda Tanah Air.
Sinyal Red Flag Setelah Keputusan Besar PSSI
Perceraian PSSI dengan Shin Tae-yong awal tahun ini sempat dipandang sebagai langkah progresif demi meningkatkan peluang Indonesia mencapai Piala Dunia 2026. Namun keputusan itu kini menjadi sorotan kritik setelah beragam hasil kurang maksimal menyusul kepergiannya.
Kegagalan di SEA Games semakin memperlihatkan bahwa keputusasaan jangka pendek justru berimbas pada gangguan konsistensi tim, baik di level senior maupun U-23. Penampilan Timnas Indonesia U-23 yang tidak mampu memaksimalkan peluang runner-up terbaik juga membuat kurangnya perencanaan matang kian terlihat.
Gagal ke semifinal SEA Games 2025 menjadi pelajaran penting bagi PSSI dan tim pelatih. Selain itu, kegagalan ini juga menegaskan perlunya evaluasi struktural di level pembinaan usia muda.
Dengan target jangka panjang seperti Piala Asia U-23 maupun kualifikasi Olimpiade mendatang, Indonesia harus cepat melakukan koreksi besar-besaran. Mulai dari membenahi strategi teknis, pengembangan pemain, dan komunikasi antar pemangku kebijakan sepak bola nasional.
Setelah keputusan besar yang berakhir pahit, PSSI kini menghadapi tugas berat untuk membangun kembali kepercayaan publik dan memperbaiki arah sepak bola Indonesia ke depan.



