BOLAZOLA – Arsenal kini boleh bangga memiliki Eberechi Eze sebagai salah satu rekrutan besar musim panas lalu. Namun, di balik kisah suksesnya berseragam merah London Utara, Eze ternyata sempat berada di ambang kepindahan ke rival sekota, Tottenham Hotspur.
Pemain berusia 27 tahun itu menjadi incaran banyak klub setelah tampil gemilang bersama Crystal Palace musim lalu. Bersama Palace, ia sukses menorehkan 14 gol dan 11 assist dalam 43 pertandingan di semua kompetisi.
Ia bahkan mencatatkan sejarah untuk The Eagles setelah mencetak gol kemenangan di final Piala FA melawan Manchester City pada Mei lalu. Performa tersebut membuat Arsenal mengeluarkan dana £67,5 juta untuk membawanya ke Emirates Stadium.
Eberechi Eze Akui Sudah Siap ke Tottenham
Namun, tak banyak yang tahu bahwa sebelum kesepakatan itu terjadi, Tottenham sebenarnya sudah sangat dekat mendapatkan tanda tangannya.
Dalam wawancara dengan The Athletic, Eberechi Eze jujur mengakui bahwa dirinya hampir saja membuat keputusan untuk gabung The Lilywhites. Namun minat Arsenal pada menit terakhir mengubah keputusannya.
“Saya sudah bersiap untuk pindah ke Tottenham, tetapi sejak Arsenal datang, saya tahu itu akan jadi pilihan saya,” ungkap Eze.
Pengakuan tersebut menegaskan betapa besar arti Arsenal baginya. Eze ternyata pernah menimba ilmu di akademi The Gunners saat kecil, dari usia delapan hingga tiga belas tahun.
Meski menimba ilmu akademi di Arsenal, ia memulai karier seniornya bersama Queen Park Rangers. Hingga pada 2020, bergabung permanen dengan Crystal Palace.
Kembali ke Klub Masa Kecil dan Siap Ukir Sejarah
Kini, 14 tahun setelah meninggalkan akademi Arsenal, Eze merasa mimpinya akhirnya terwujud.
“Laga pertama saya untuk Arsenal terasa sangat spesial, hampir seperti tidak nyata. Ini mimpi yang sudah lama saya simpan,” ujarnya.
Akhir pekan ini, Eze akan menghadapi mantan klubnya, Crystal Palace, di Emirates Stadium. Ia berpeluang tampil sejak awal dan bertekad mencetak gol perdananya di Premier League untuk Arsenal.
Bagi Eberechi Eze, duel ini bukan sekadar pertandingan biasa, melainkan momen untuk pulang ke Arsenal adalah keputusan terbaik dalam kariernya.










Comment